
Siger Lampung. (IndonesiaKaya)
Sender.co.id - Siger merupakan perangkat adat yang sangat penting dalam ritual tradisional masyarakat Lampung. Bentuknya berupa mahkota logam berwarna keemasan yang memiliki desain khas. Mahkota ini menjadi simbol kehormatan dan status sosial seseorang di masyarakat Lampung. Keunikan bentuknya menjadikannya sebagai identitas kedaerahan yang melekat pada Provinsi Lampung.
Dalam dialek Saibatin, siger dikenal sebagai sigokh dan memiliki bentuk simetris bilateral yang menonjol ke kiri dan kanan penggunanya. Di bagian atas, terdapat lekukan dengan jumlah tertentu yang menunjukkan asal daerah siger tersebut. Selain jumlah lekukan, asal daerah juga bisa dikenali dari detail lainnya, seperti rumbai-rumbai dan batang sekala.
Secara umum, variasi bentuk siger berkembang sejalan dengan tradisi masyarakat adat Lampung. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan bentuk siger di kalangan masyarakat adat Saibatin dan Pepadun. Siger dalam adat Saibatin, yang tinggal di daerah pesisir, memiliki tujuh lekukan, melambangkan tujuh adoq (gelar adat) yaitu suttan/dalom/pangeran (kepaksian/marga), raja jukuan/depati, batin, radin, minak, kimas, dan mas/itton. Sementara itu, siger dalam adat Pepadun memiliki sembilan lekukan yang merepresentasikan sembilan marga (abung siwo megou).
Selain perbedaan antara kedua masyarakat adat tersebut, masuknya kebudayaan Hindu-Buddha dan Islam juga memperkaya variasi bentuk siger di wilayah tertentu. Menurut catatan sejarah, bentuk siger pertama yang muncul dalam budaya Lampung adalah sigokh tuha, dengan lima lekukan, yang telah ada sejak masa Kerajaan Hindu-Budha, yaitu Kerajaan Sekala Brak. Pengaruh Islam yang diperkirakan berasal dari Kesultanan Banten dan Cirebon juga terlihat dalam bentuk siger yang berkembang di adat Melinting, yang mirip dengan siger Saibatin namun dilengkapi rumbai-rumbai menyerupai cadar. (DY)
Komentar