
(Ilustrasi game black wukung/istimewa)
Sender.co.id - Salah satu video game Tiongkok yang paling ditunggu-tunggu, Black Myth: Wukong, akhirnya resmi dirilis pada Selasa (20/8) waktu setempat.
Permainan yang dikembangkan oleh startup Hangzhou, Game
Science, yang didukung Tencent, secara luas dianggap sebagai pembawa standar
baru untuk permainan Tiongkok sejak trailer pertamanya diumumkan empat tahun
lalu.
Game ini didasarkan pada cerita klasik Tiongkok “Journey to the West,” dan
menempatkan pemain untuk mengendalikan protagonis Sun Wukong, raja monyet
mitologis.
Cuplikan pratinjau membuat penonton terkesan dengan bulu dan kulit karakter
yang hidup, serta animasi game yang lancar.
Dikutip dari Nikkei Asia, Jumat (23/8), Black Myth akan hadir terlebih dahulu
di PC dan PlayStation 5, lalu nantinya diikuti oleh versi untuk konsol Xbox
Series.
Setelah melakukan prapenjualan dimulai pada 10 Juni, dengan harga mulai 298
dolar Hong Kong (sekitar Rp587.000), game ini dengan cepat menjadi permainan
terlaris di platform Steam untuk judul PC, menarik para gamer baik di Tiongkok
maupun luar negeri.
Peluncuran ini dilakukan saat sektor game Tiongkok mengalami pergeseran.
Pasar masih didominasi oleh game untuk ponsel pintar, yang menyumbang sekitar
73 persen dari total penjualan pada paruh pertama tahun ini. Namun pangsa
tersebut telah menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sementara game
konsol seperti Black Myth semakin meningkat, mencapai 23 persen di paruh
pertama.
Hingga baru-baru ini pada tahun 2015, Tiongkok melarang produksi dan penjualan
konsol, sehingga para pengembang tidak mengetahui cara mengoptimalkan game
mereka untuk pengontrol, bukan untuk layar sentuh ponsel pintar.
“Sekitar satu dekade telah berlalu sejak larangan tersebut dicabut, dan semakin
banyak orang yang terbiasa dengan game konsol,” jelas Hideki Yasuda, analis
senior di Toyo Securities di Tokyo.
"Tiongkok telah mengejar standar global," katanya.
Yasuda mengatakan bahwa perusahaan Tiongkok seperti Tencent telah menyerap
pengetahuan melalui investasi di perusahaan game berbasis konsol di Jepang dan
negara lain. Dia bahkan menyebut Black Myth: Wukong sebagai “game lengkap
pertama dari Tiongkok yang dikembangkan untuk konsol.”
Namun, game konsol berkualitas tinggi terkenal mahal untuk dikembangkan,
sebanding dengan film blockbuster, dengan anggaran mencapai puluhan atau
ratusan juta dolar.
Media Tiongkok memperkirakan bahwa pengembangan Black Myth, tidak termasuk
biaya pemasaran, menelan biaya setidaknya 400 juta yuan (sekitar Rp865 miliar).
Namun jika berhasil, hal ini dapat menginspirasi lebih banyak pengembang dalam negeri untuk memproduksi game ambisius tersebut dan membuka pintu bagi mereka di pasar internasional.
Hal ini bahkan dapat dilihat sebagai kemenangan bagi soft power Beijing, karena para pengamat mengatakan bahwa elemen budaya yang digambarkan dalam permainan tersebut sejalan dengan ideologinya.
Komentar