
Ilustrasi Live Streaming
Sender.co.id - Mencari uang di media sosial semakin populer, salah satunya melalui siaran langsung di Tiktok, di mana streamer langsung menunjukkan bakat mereka yang dapat mereka manfaatkan untuk menghasilkan uang.
Dikutip dari MetroNews Alunan nyanyian dari para live
streamer seolah menyambut terbitnya matahari di Banjir Kanal Timur atau BKT
Duren Sawit, Jakarta Timur. BKT yang sebelumnya digunakan sebagai area untuk
berolahraga atau bersantai oleh warga, kini menghadirkan fenomena baru yang
meramaikan suasana.
Dari pagi hingga siang, area ini dipergunakan untuk melakukan aktivitas live
streaming Tiktok. Seperti Edward yang merupakan live streamer asal
Cileungsi, Bogor ini rela datang jauh-jauh ke BKT untuk melakukan siaran.
Edward mulai siaran dari pukul 06.00 pagi WIB. Biasanya Edward melakukan siaran
live selama 3-4 jam.
"Sudah dari pukul 06.00 pagi, biasanya 3-4 jam disini. Kalau di BKT ini
baru 1 bulanan lebih. Sebelum live di Tiktok aku manggung dan punya band.
Band masih jalan tapi sambil live juga," tutur Edward.
Edo alias Edward mengaku menjalani live streaming di lokasi BKT
karena tergiur dengan penghasilan yang dihasilkan kebanyakan orang. Edward
bahkan pernah mendapatkan Rp2 juta dari satu hari siarannya.
"Saya pernah sekali-sekalinya dapat Rp2 jutaan. Biasanya Rp100 ribu dari
saweran di Tiktok," ucap Edward.
Edward memang memiliki bakat di dunia tarik suara. Edward juga pernah
mendapatkan saweran dari seorang musisi.
"Aku pernah dapat gift atau saweran dari drummer Band Hijau Daun. Jadi
saat aku menyanyikan lagu mereka yang hits yaitu 'Suara'. Ternyata dia
kebetulan lewat karena mungkin tinggal di dekat sini, dia menonton liveku,
dan langsung sawer tunai," kata Edward.
Baginya, gift yang diberikan para penonton merupakan bentuk apresisasi
dari penonton live.
"Motivasinya biar lebih banyak yang kenal, lebih banyak yang tahu. Aku kan
sekalian promosi juga band, promosi lagu-lagu juga biar dapat penonton baru,
teman-teman baru biar pada tahu kalau kita nyanyi di Tiktok ini juga menghibur
teman-teman yang lagi santai ataupun sedang bekerja kita hibur dengan live
Tiktok ini," ucapnya.
Edward juga mengenakan sejumlah alat tempur. Terdapat soundcard, mikrofon,
tripod, power bank dan dua smartphone. Edward mengaku membeli alat-alat
tersebut dari hasil live streaming agar dapat memberikan kualitas terbaik
kepada penontonnya.
"Aku bisa keluarkan modal Rp5 jutaan ke atas untuk alat-alat ini,"
ungkapnya.
Fenomena Kampung Tiktok Sukabumi
Kampung Tiktok di Sukabumi menjadi fenomena baru di tengah
maraknya orang-orang berburu cuan dengan menjadi content creator. Kampung
Margasari, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi kian viral
karena warganya kompak melakukan live Tiktok untuk mendapatkan saweran.
Bermula dari seorang Tiktoker Gunawan yang rajin siaran live Tiktok pada masa
pandemi Covid-19 di sela kesibukannya sebagai tukang jahit keliling di Jakarta.
Tak disangka-sangka, dari keisengannya tersebut Gunawan meraup penghasilan dari
Tiktok berkisar Rp50-Rp60 ribu.
"Setelah selesai live kok lihat di saldo ada Rp50 ribu, fokus saja dulu
jahit lagi sambil live. Terus ada lagi, terus saya joget-joget, guling-guling
apa saja," kata Gunawan.
Fenomena joget Sadbor ini diserbu warga hingga tercatat saat ini ada 30 akun
Tiktok berbeda-beda. Mereka mampu berjoget berjam-jam hingga malam hari dengan
bergantian. Dari joget ini mereka memiliki penghasilan mulai Rp200 ribu-Rp700
ribu per orang. Bahkan bagi sebagian besar warga menjadi pilihan utama untuk
mencari nafkah. (PL)
Komentar